Thursday, November 13, 2008

What is Lolita??

Istilah Lolita dapat diartikan sebagai mode busana, tata rias, rambut, aksesori dan lain-lain yang dikenakan oleh anak muda Jepang yang tergabung dalam subkultur Lolita ataupun anak muda Jepang yang menyukai Lolita. Selain diartikan sebagai gaya berpenampilan secara keseluruhan, istilah Lolita juga digunakan untuk menyebut para pemakai dan penganut Lolita. Istilah Lolita diambil dari karakter seorang anak perempuan dari novel karya Vladimir Nabokov yang berjudul Lolita dan dipublikasikan pada tahun 1955. Novel ini menceritakan seorang laki-laki yang terobsesi pada seorang gadis kecil. Walaupun begitu, Lolita yang dimaksud dalam tulisan ini tidak ada kaitannya dengan cerita dalam novel tersebut, istilah Lolita diambil dari novel tersebut untuk menggambarkan seseorang dengan karakter yang kekanak-kanakan.

Mode Lolita terinspirasi dari mode era Victoria, awal era Edward di Inggris, periode Barok dan periode Rococo. Mode era Victoria adalah mode busana pada masa pemerintahan Ratu Victoria (1837-1910) yang dikenakan dengan aturan ketat, yang pada saat itu hanya untuk masyarakat Inggris dan koloninya, selain itu mode ini juga digunakan untuk menamai gaya busana masyarakat Barat pada umumnya saat itu. Mode ini mempunyai ciri-ciri gaun panjang yang hampir menutupi seluruh tubuh, menggelembung pada bagian lengan dan rok karena menggunakan semacam kawat untuk membentuk rok menjadi menggelembung atau menggunakan rok dalam berlapis yang biasanya menggunakan kain tile sehingga rok terlihat lebih berisi. Ciri yang lain adalah penggunaan korset agar pinggang terlihat ramping, menggunakan renda-renda sebagai aksen dan menggunakan jahitan yang rumit. Era mode semacam ini juga sering disebut Era Crinoline[1].

Mode pada era Edward relatif sama dengan mode era Victoria, hanya pada era Edward sedikit lebih sederhana daripada era Victoria. Mode periode Barok dan Rococo juga mempunyai ciri-ciri yang hampir sama dengan gaya busana era Victoria, yang membedakan adalah gaya busana periode Barok lebih banyak dekorasi seperti busana-busana yang dikenakan pada masa Raja Louis XIV memimpin Perancis. Selain itu, Lolita juga terpengaruh dari subkultur Gothic, punk dan seragam pelayan dari Perancis. Lolita juga mengadopsi gaya busana boneka porselin era Victoria. Bentuk busana Lolita seperti pakaian yang dikenakan oleh karakter Alice dalam cerita fantasi Alice in Wonderland.

Lolita menampilkan kesan kekanak-kanakan. Kesan lucu dan imut juga sangat ditonjolkan dalam pemakaian gaya ini. Lolita juga menampilkan kesan feminim yang terlihat dari motif yang tercetak di atas busananya. Detil dan penuh kehati-hatian termasuk hal yang penting dalam pemakaian gaya ini secara keseluruhan. Dalam gaya ini, kesan seksual tidak ditonjolkan melainkan kesan sopan dan rapi agar terlihat elegan.

Ciri-ciri busana yang dikenakan mode ini adalah rok selutut yang dipakai dengan rok dalam berlapis, celana pantellete (celana tube selutut sebagai pakaian dalam) dan crinoline yang gunanya adalah untuk menambah volume rok sehingga terlihat menggelembung seperti lonceng. Rok yang berbentuk lonceng itu dipadankan dengan atasan yang biasanya berupa kemeja yang dihiasi banyak renda, dijahit dengan aksen kerut dan berjumbai. Selain busana dua potong yang terdiri dari rok dan atasan, busana Lolita juga terdapat busana satu potong.

Sepatu dan kaos kaki juga merupakan aspek penting dalam pemakaian busana ini. Sepatu yang dikenakan biasanya berjenis Mary Jane[2], sepatu berjenis rocking horse ballerina[3], sepatu bot, ataupun sepatu dengan hak tinggi. Sedangkan kaos kaki yang dikenakan adalah kaos kaki setinggi lutut atau lebih tinggi dari lutut seperti yang dikenakan oleh anak-anak dengan gambar mahkota, bunga atau dihiasi renda di bagian pangkalnya. Aksesori penunjang lainnya adalah apron (celemek masak), bonnet (topi bertali yang diikatkan di bawah dagu, biasanya dikenakan wanita jaman dahulu atau pada bayi), bandana pita, bandana berenda, topi berenda, topi kecil yang dikenakan miring di satu sisi, perhiasan-perhiasan imitasi dari perhiasan kuno abad ke-17 sampai 18 atau perhiasan-perhiasan miniatur kue, buah atau permen, tas, payung dan boneka.

Tata rias yang dipoleskan di wajah sangat sederhana, hanya mengenakan alas bedak dengan warna yang lebih muda dari warna kulit wajah. Perlengkapan tata rias lain tidak begitu banyak digunakan, karena Lolita menampilkan kesan pucat dan kesan kekanak-kanakan yang polos, walaupun terkadang ada yang menggunakan eyeliner untuk membuat mata menjadi terlihat lebih tajam. Selain itu terkadang juga ada yang memoleskan pewarna pipi agar terlihat lebih manis. Gaya rambut yang paling umum adalah rambut keriting lalu diikat dua, di kanan dan kiri, atau yang disebut gaya rambut ekor babi, selanjutnya adalah gaya rambut rambut digerai lurus dengan mengenakan hiasan dan rambut diikat sebagian di atas ubun-ubun dengan rambut dibuat berombak. Ciri yang paling khas dari gaya rambut Lolita adalah poni yang dipotong sejajar dengan alis mata, selain itu juga terdapat gaya rambut Hime yaitu rambut poni dipotong sejajar dengan alis mata namun ujung kiri dan kanannya dipotong sedikit lebih panjang sampai di bawah telinga.

Menjadi seorang Lolita harus menerapkan aturan yang berlaku. Dalam www.lolita-handbook.livejournal.com, forum internet khusus penganut Lolita, disebutkan beberapa aturan yang harus dilakukan para penganut Lolita. Aturan-aturan tersebut merupakan aturan maupun etika yang berasal dari Inggris pada era Victoria, namun telah dimodifikasi oleh para penganut mode Lolita. Inti dari aturan-aturan yang berasal dari Inggris pada era Victoria adalah sopan santun. Era Victoria merupakan suatu era dimana masyarakat terbagi-bagi dalam beberapa kelas sosial, yang paling menonjol adalah masyarakat kelas atas. Pada masyarakat kelas atas, terdapat banyak aturan yang mengatur untuk mempertahankan status mereka yang dianggap terhormat, seperti menjaga nama baik keluarga, berpendidikan, menjaga sopan santun dalam bersikap dan berbicara dan lain sebagainya. Aturan-aturan tersebut sebagian diadopsi oleh para penganut mode Lolita.

Aturan-aturan yang mengatur tingkah laku penganut mode Lolita antara lain adalah para penganut Lolita harus bersikap sopan kepada siapa pun dan dimana pun, alasannya adalah agar orang lain menganggap subkultur Lolita merupakan subkultur yang sopan. Selain harus bersikap sopan, penganut Lolita harus bersikap kritis terhadap masalah mode namun tetap menghormati setiap perbedaan yang ada. Menjadi seorang Lolita yang seutuhnya sangat sulit dilakukan karena terkadang berbenturan dengan lingkungan sekitarnya, namun dari mengamalkan setiap aturan dan sedikit demi sedikit mempelajari budaya era Victoria, para penganut gaya Lolita diharapkan akan merasa lebih baik, lebih bersemangat dan ketika mengucapkan terima kasih kepada seseorang, para penganut Lolita akan merasa kalau mereka telah dengan sungguh-sungguh menunjukkan rasa terima kasih. Dengan begitu, lingkungan sekitar juga akan berlaku sama terhadap para penganut Lolita.

Selain harus menaati aturan-aturan yang ada, untuk menjadi seorang Lolita seutuhnya, para penganut Lolita harus mempunyai gaya hidup Lolita. Gaya hidup Lolita jauh dari gaya hidup yang rumit dan merepotkan. Gaya hidup Lolita yang umum dilakukan para penganut Lolita diantaranya adalah minum teh bersama, piknik dan menikmati seni. Aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan bersama-sama antara lain berdansa, bermain permainan khas anak perempuan, berlayar, bermain kartu, berkaraoke, bermain catur, pergi ke taman dan bermain seluncur es. Olah raga yang ditekuni para penganut Lolita adalah kriket[4], berkuda, bersepeda, anggar dan bulu tangkis. Aktivitas-aktivitas lain yang dapat dilakukan para penganut Lolita antara lain bermain musik, berkesenian, menjahit, merajut, memasak, berkebun atau merangkai bunga. Aktivitas-aktivitas tersebut mempunyai ciri elegan dan bersifat kewanitaan.


[1] Crinoline adalah kawat yang dibentuk untuk membuat rok menjadi menggelembung.

[2] Jenis sepatu bertali yang ditalikan di punggung kaki atau dililitkan di pergelangan kaki yang berhak rendah dengan ujung besar, membulat dan tertutup.

[3] Merupakan sepatu rancangan perancang busana asal Inggris, Vivienne Westwood, berbentuk seperti sepatu jenis Mary Jane namun bersol tebal dari ujung jari hingga tumit.

[4] Kriket adalah olah raga yang berasal dari Inggris, olah raga ini merupakan perpaduan antara golf dan baseball.

source:

Novietasari, S.S., Dian. 2008. Fenomena Mode Lolita dalam Budaya Populer Jepang dan Alasan Anak Muda Jepang Memakainya. Skripsi program sarjana Jurusan Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya , Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

1 comment:

  1. Artikel anda di

    http://fashion.infogue.com/what_is_lolita_

    promosikan artikel anda di infoGue.com. Telah tersedia widget shareGue dan pilihan widget lainnya serta nikmati fitur info cinema, game online & kamus untuk para netter Indonesia. Salam!

    ReplyDelete

Thank you dear.. xoxo